14 June 2022

Hebat Kamu

Sudah selalu kubilang untuk tidak datang lagi
Ruanganku sudah ku susun dengan sangat rapi sejak terakhir kita sepakat untuk tidak saling berbagi ruang
Kotakmu perlahan dan dengan susah payah kusimpan di susunan paling belakang dan paling bawah

Tapi kamu tidak pernah peduli
Keluar masuk sesuka hati ke ruanganku yang kamu tahu dimana kuncinya kusimpan
Kemudian perlahan dengan mudahnya memindahkan kotakmu di susunan terdepan

Saat sudah mulai terbiasa dengan susunan yang kamu buat, kamu mendadak pergi

Ke ruangan lain

Ruangan baru yang setelah kamu masuk, maka kotakmu akan tersimpan di susunan paling depan, paling atas, terawat dan terhias rapi

Meninggalkan ruanganku yang sekarang jadi berantakan lagi
Tidak apa-apa, aku akan mulai beberes lagi
Perlahan menyusun ruanganku tanpa kotakmu

Pun aku sangat senang melihat kotakmu sekarang di ruangan baru itu

Hebat ya kamu


1 May 2021

Harap Si Bungsu

"Nak, kamu tetap harus nunggu temenin bapak di RS ya bagaimanapun caranya"

Pesan sang ibu yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah bersama anak sulung, menantu dan cucu-cucunya di rumah, kepada si bungsu.

"Iya, bu" jawab si bungsu dengan menahan sedih karena ia tahu pasti hal tersebut sulit untuk dilakukan mengingat sang bapak saat ini sedang terbaring di ruang ICU isolasi.

Akhirnya setiap hari si bungsu tetap datang ke RS untuk 'menemani' sang bapak yang sedang berjuang dengan entah berapa selang, kabel dan alat yang terpasang di tubuhnya. Si bungsu hanya menunggu di lobby RS berharap ayahnya bisa merasakan kedatangannya dan akan ada kabar baik yang ia bawa pulang hari ini. Ia duduk menunggu sambil terus menatap layar gawainya menunggu pesan kabar harian dari RS mengenai kondisi sang bapak. Dengan penuh rasa khawatir dan cemas, si bungsu tetap yakin berdoa bahwa Allah punya rencana paling baik untuk bapak dan semua anggota keluarganya. Setiap sebelum pulang dari RS untuk kembali bekerja, si bungsu pamit "Saya pulang dulu ya pak, besok datang lagi. Bapak semangat." 

Sore hari saat tiba di rumah, si bungsu selalu menyampaikan kabar tentang kondisi sang bapak yang ia dapat dari RS kepada sang ibu. Mendengar kondisi bapak yang berangsur menurun, kondisi sang ibu pun ikut menurun. Sore itu juga sang bungsu mengirimkan pesan ke RS meminta agar diberikan kesempatan video call dengan sang ayah untuk mengobati rindu keluarga terutama sang ibu. 

"Bapak bisa pak pasti bisa, ayo sembuh, semua keluarga di rumah doain ini nunggu bapak pulang. Yuk pak yuk kan biasanya bapak juga selalu kuat. Bangun yuk pak yuk ini ibu nunggu di rumah. Doa terus ya pak dzikir minta sama Allah". Hanya kalimat itu yang terulang selama video call dengan diselingi isak tangis. Sang ibu tahu bahwa di balik layar sana sang bapak tidak bisa menjawab dan merespon perkataan dan doanya, tapi ia tidak pernah putus harap.

Pagi ini, seperti pagi pagi sebelumnya, si bungsu kembali datang untuk menemani bapak. Hari ini si bungsu memiliki janji untuk bertemu pihak RS untuk menanyakan semua kabar tentang bapak yang masih berjuang di atas tempat tidurnya. Di pertemuan itu, dengan penuh harap si bungsu menyampaikan semoga di hari jumat pada bulan penuh keberkahan ini, akan ada kabar perbaikan dari sang bapak yang dapat ia bawa pulang untuk disampaikan kepada sang ibu di rumah. "Terima kasih dok, sus, bu atas semua yang telah diusahakan dan diberikan kepada bapak saya. Saya mohon berikan yang terbaik. Semoga ada mukjizat untuk bapak saya" pesan si bungsu di akhir pertemuan itu. Ia pulang dari RS dengan penuh doa, penuh harap, namun ia paham seperti apa kondisi bapak saat ini.

Sang bapak sudah berjuang maksimal semampu yang ia bisa. Tapi semua tahu bahwa ada yang lebih berkehendak. Sang pencipta lebih sayang sang bapak. Sang pencipta punya rencana paling baik untuk sang bapak, ibu, si bungsu dan seluruh keluarganya.

Di tengah malam itu, sang bapak berpulang.

Pagi berikutnya, si bungsu tetap datang. Kali ini untuk menemani bapak berpulang ke tempat peristirahatan terakhirnya.

"Yang tenang ya pak. InsyaAllah tempat bapak di surga."

16 March 2020

Numpang ngeluh

Disaat udah ada di otak berhari-hari mau nulis sesuatu, akhirnya bisa disempetin nulis. Udah nulis panjang sepenuh hati sampe selesai, bela-belain begadang supaya ga lupa sama apa yang mau ditulis, udah save as draft di app. Niatnya mau diedit rapihin layout pas paginya terus tinggal post. 

Pas dibuka.........draft yang tersimpan cuma 2 paragraf awal. Sedih. Mengelus dada. Tarik nafas panjang.

Haturnuhun beb haturnuhun. Langsung uninstall app nya, mohon maaf gabisa akutu diginiin 😭

10 February 2020

Monolog #10

Terkadang saya lupa bahwa yang dalam kendali saya adalah hal-hal yang bisa saya berikan, bukan hal-hal yang saya terima. Perihal seperti apa balasannya kemudian ya terserah semesta.

Tidak menenangkan memang jika masih dibelenggu harapan, terutama terhadap manusia.
Karena pada akhirnya manusia akan tetap menjadi manusia.

Menjadi tulus sebenar-benarnya tulus memang sulit luar biasa, tapi yakinlah bisa.

31 December 2019

Monolog #9

Terharu adalah saat ada yang seyakin itu sama kamu disaat kamu bahkan sedang pada fase tidak yakin dengan dirimu sendiri.

Terima Kasih

21 January 2018

Monolog #8

I wonder how can someone be shoo good at writings that while you reading his/her works, you feel like you're absorbed into his/her world.
You don't even know him/her in person and what he/she is look like, but you feel like you've known him/her for years and you like him/her.

Or am i the one who easily fall in someone's writings ?
Because this happen often enough

Ya maybe it's just me

6 January 2018

2017 Summary

Assalamualaykum!
Well hello my dear 2018 😊 

Setelah lama ditinggal berdebu tanpa tulisan apapun, hari pertama tahun baru ini akan diisi dengan ringkasan tahun kemarin. Mbaknya gagal move on banget sih hari pertama malah bahas tahun kemarin !? Bukan, bukan maksudnya gagal move on, cuma engga kekejar aja buat di post di last day of 2016 kemarin.

Kok ngerayain tahun baru sih !? Bukaan, bukan merayakan tahun baru. I don't celebrate new year, i'd rather sleep peacefully than stay awake watch those fireworks with noisy sound. Cuma menjadikan kalender masehi sebagai patokan aja. Udah pernah coba jadiin kalender hijriah jadi patokan, terus gagal karena susah menyesuaikan dengan kebiasaan dan budaya disini. Pernah juga start nya di 1 syawal sambil bilang "dimulai dari 0 ya...", yaa engga jauh beda gagalnya.

2017 kemarin alhamdulillah secara keseluruhan was niceDengan gelar baru, amanah baru, pindah ke tempat baru, ketemu orang-orang baru, lingkungan kerja baru, dan banyak hal baru lainnya. Pencapaian nya masih rendah sesungguhnya sedih. Tapi di beberapa aspek alhamdulillah lebih baik. Semoga yang lainnya menyusul pelan-pelan

Kalau dari list resolusi yang dibikin tahun sebelumnya, dari 26 daftar, yang berhasil dilakukan baru 1/2n + 1 ;(. Beberapa target ada yang terdokumentasi dengan baik via bullet journal, via aplikasi dan via web.

Meskipun Gratitude Jar gagal, year in pixels nya alhamdulillah bertahan. Bisa dilihat ya alhamdulillah dominan masih dengan mood happy nya. Ada juga fase sedih banget nya sih beberapa kali bisa diitung jari. Tapi sebenernya pasti akan lebih happy baca-bacain kertas di gratitude jar sih kaya dulu, semoga tahun depan bisa bikin lagi yaa.



Target baca buku ku juga tercapai alhamdulillah (ya karena targetnya pun masih cilik). Terpantau baik dengan Goodreads. Meskipun ada 1-2 buku yang dibaca tapi engga masuk di Goodreads, but it's alright.


Selain target baca, target yang terpantau via app juga adalah target lari. Alhamdulillah akhirnya Yolanda beneran bisa bergerak dan sempet ikut beberapa race juga.

Sisanya target nya too personal hehehe

Semoga tahun depan Yolanda bisa jadi lebih baik lagi dari berbagai aspek, bisa tercapai cita-cita nya, bisa lebih bermanfaat untuk orang sekitar, lebih tidak wacana, lebih teratur dalam segala urusan, dan lebih lebih lainnya yang baik-baik. Aamiin

Bismillah, Letz go!

2 January 2018

Monolog #7

Kenapa kita punya rasa tidak enak untuk menyampaikan suatu hal ke orang lain
Padahal maksudnya baik
Tapi di dalamnya mungkin ada konten yang isinya tentang kekurangan beliau
Akan marah apa tidak ya
Akan sakit hati apa tidak ya
Tersinggung apa tidak ya
Apa besok lagi saja ya di sampikan nya
Tapi toh kalau besok juga mungkin respon nya serupa
Benar tidak apa-apa ?
Duh, Ragu
Tapi ini untuk kebaikan kamu kedepannya




"Hai kamu, 
maaf sebelumnya, 
jadi begini................"



22 October 2017

On the way

Dulu waktu masih TK kalo ditanya cita-cita pas udah besar mau jadi apa, jawabnya mau jadi dokter tanpa tau alasan yang jelas kenapa. Mungkin ada pengaruh lagu Susan dan yang aku tau saat itu adalah, pilihan cita-cita itu cuma ada dokter, guru, pilot, polisi, dan profesi profesi lain yang kalau setiap pawai 17 Agustus ada yang pakai baju nya. Terus pas udah lebih besar sedikit, waktu SD, kalo ditanya cita-cita pilihannya ada 2, pasti jawabnya selalu “kalo engga jadi guru mau jadi dokter”. Mau jadi dokternya karena beberapa kali ikut Ibu kerja ke RS dan merasa jadi dokter itu baik suka menolong. Kalo jadi guru, simply karena di SD banyak guru-guru yang menyenangkan dan jam kerja nya terlihat nyaman. Pulangnya engga sore dan kalau tanggal merah ya ikut libur. Ibu aku pekerjaannya perawat, dan dari kecil aku selalu komplain kalo tanggal merah kenapa Ibu juga tetep masuk, malah kadang shift malam. Terus Ibu dengan istiqomah selalu jawab “Kalo libur tanggal merah, memangnya pasien sama sakit nya juga bisa disuruh libur?”, terus udah deh end of conversation 😁 itu lah yang membuat jam kerja profesi guru terlihat menggiurkan.

Nemu ini di buku buat nulis biodata temen-temen waktu SD. Ini dulu kayanya waktu kecil pas main dokter-dokteran sama Lala pake boneka. Fyi, dulu saking polos engga tau apa-apa nya, kirain gelar untuk dokter itu drs. buat dokter laki-laki, dan dra. buat dokter perempuan, makanya itu namanya Dra.Hj.Yolanda, S.K (maksudnya Sarjana Kedokteran kayanya) 😅

Sebenernya, ada cita-cita random lain yang sempat sekelibat lewat di pikiran waktu SD. Yang pertama, yang ter-random adalah pernah punya cita-cita ingin jadi balerina. Lupa pastinya kenapa sempet kepikiran mau jadi balerina, tapi untung cuma sekelibat ya pengennya, not that I see it as a bad profession, cuma yha engga kebayang aja Yolanda yang kaku ini kalo beneran endingnya jadi balerina 😂. Yang kedua, sempet beberapa saat mau jadi polwan. Kalo yang ini juga sekelibat tapi kepikirannya lebih lama daripada balerina. Alasan mau jadi polwan karena waktu itu melihat polwan sebagai sosok cool yang memenuhi gambaran wanita strong dan merasa cocok aja entah dari aspek apa.

Beranjak ke SMP, Yolanda kayanya sempet ada fase lupa mikirin cita-cita. Kepikirannya cuma belajar aja yang bener yang happy sebelum nanti ke SMA pikirannya udah rumit ke kuliah. Lomba-lomba juga selama bisa diikutin ya diikutin aja. Lebih sering juga terpapar sama kegiatan hobi via ekstrakurikuler. Waktu di tengah masa SMP sempet kepikiran mau jadi atlet. Antara jadi atlet taekwondo atau jadi atlet bola voli. Alasannya juga cuma karena ikut eskul nya dua itu dan seneng ngelakuin nya, padahal jauh dari kata jago dan engga ada prestasi apapun 😅

Nah pas masuk masa SMA nih. Dari awal masuk SMA kan aura aura perlu mikir mau jadi apa sudah dipaparkan. Apalagi kita juga udah tau kalau di kelas XI nya juga akan ada penjurusan IPA atau IPS. Sebenernya bisa aja sih profesi kedepannya berlawanan sama jurusan saat itu. Tapi ya anak SMA baru masuk pemikirannya masih cenderung sempit. Eh, atau cuma aku aja ? 😅 engga tau temen-temen waktu itu atau anak SMA zaman sekarang. Jadi, waktu itu aku kepikirannya kuliah nya mau ambil jurusan teknik, mau jadi engineer. Jadi dari kelas X fokus nya mau masuknya jurusan IPA. Sampe kelas XII udah di IPA juga masih kepikirannya mau jadi engineer, mau kuliah jurusan teknik, lebih spesifiknya lagi Teknik Metalurgi. Tapi itu bukan tanpa alasan kok, itu berdasarkan cari-cari info kesana kemari ke kakak, temennya kakak, om, tante, guru, kakak kelas, dll. Kadang kan suka ada semacam bedah kampus gitu juga kan. Tapi dari sekian banyak jurusan teknik, masih lupa sih kenapa kekeuh mau Metalurgi.

Kemudian datanglah masa masa mendekati pendaftaran SNMPTN. Yolanda yang udah yakin mau Teknik dari kelas X, tetiba berubah haluan mau masuk Kedokteran. Kaya semacam ada panggilan kuat untuk pilih jurusan kedokteran "Yol kayanya Kedokteran deh Yol, jadi Dokter deh kayanya". Setelah galau-galau, istikharah, baca-baca, tanya-tanya, akhirnya yakin bismillah untuk ambil kedokteran. Pas udah yakin sama pilihannya, cobaan datang, tetiba dipanggil guru BK karena ada peluang tawaran beasiswa di luar, tapi jurusan nya teknik. Dalam hati "Assalamualaykum Ibuu Guru, baru aja saya galau-galau bu, dan baruuu pisan menentukan pilihan" 😐 akhirnya galau galau lagi dan hasilnya saat itu bismillah tetep di Kedokteran. Dengan melalui ujian yang engga bisa dibilang mulus, beberapa kali pengumumannya diawali kata “maaf”, akhirnya Alhamdulillah sama Allah masih dikasih amanah dan rezeki bisa kuliah di Kedokteran, menjalani semua proses pendidikannya dan bisa jadi Dokter sekarang. 

Dari yang awal banget nya karena "Yol, jadi dokter deh kayanya yol", di perjalanan nya ketemu banyaaaak banget alasan mau jadi dokter. Waktu ngejalaninnya juga meskipun sesekali berlubang dan ketemu polisi tidur, tapi Alhamdulillah tetep dikasih happy dan semacam selalu diingetin untuk bersyukur di setiap fase ter-ngeluh-banget nya. Semoga niat nya bisa tetep lurus tulus ikhlas ya yol ya, Aamiin

Dalam hitungan bulan masa internship akan berakhir, terus ini Yolanda nya lagi di fase krisis mencari setelah internship ini mau apa. Yakin mau jadi klinisi nya yol ? Yakin sama plan mau ngelanjutin sekolah lagi nya di bidang yang itu ? Bismillaaah ya bismillah

Mohon doanya yaaa semoga lekas diberikan petunjuk dan keyakinan sama Allah habis ini gimana dan dimudahkan dan diberi kekuatan untuk menuju kesana nya, aamiin
#tetep #fakirdoa


Sebenernya tulisan ini randomly dibuat di tengah-tengah fase mikirin beres internship mau gimana, eh terus kepikiran semacam throwback hehe nir-faedah ya tetep tulisan-tulisan Yolanda teh. Gapapa hehehe ada kook beberapa tulisan di draft yang isinya mau edukasi medis, tapi engga beres-beres soalnya maunya yang beneran evidence-based.


2 September 2017

Fernweh

photo by : @aufadarmi


An ache to get away and travel to a distant place.