“There is always something to be grateful for”
Pagi
. 18 Maret 2012 : Agenda Utama à Medical
check up diklat Volunteer Doctors
Sebagai
manusia biasa yang tidak bisa memprediksi apa yang terjadi di masa berikutnya,
saya hanya datang berniat untuk mengikuti agenda medical check up sebagai salah
satu syarat diklat kemudian pulang, selesai. Saya tidak mengira hari itu saya
akan mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Medical check up Vol-D emang se-luar biasa apa ? -_- . No, bukan medical check up
bukanlah pengalaman luar biasa yang saya maksud, medcheck tergolong pengalaman
yang biasa saja.
Hari
itu, setelah agenda utama tadi selesai, ternyata di akhir hari itu kang Dani
selaku ketua Vol-D menawarkan agenda tambahan untuk peserta diklat baru, Gelombang
5.
Siang
. 18 Maret 2012 : Agenda baru tambahan à Balai Pengobatan dan kunjungan ke Rumah
Belajar Ciroyom
Ya
itulah agenda yang ditawarkan. Hanya beberapa orang yang bisa ikut agenda
tersebut dengan syarat pemilihan adalah yang lebih dulu tunjuk tangan. Dengan
niat jahat yang membawa kebaikan, saya, Astika, Kerin, Nabil dan Intan
memutuskan untuk baris paling depan supaya terlihat saat menunjuk tangan. Dan
voila ! kami terpilih bersama beberapa teman dari kebidanan juga
Kami
pergi ke Rumbel Ciroyom dengan naik Damri dan angkot.
Sesampainya
di PD Pasar Ciroyom, kami disambut dengan bau amis dari entah sampah bekas
pasar atau memang ada penjual ikan di dalam pasar itu. Pikiran absurd mulai
muncul. Dengan menahan nafas dan mengabaikan bau tadi kami melanjutkan langkah
masuk ke dalam pasar. Jalan yang ditunjukkan adalah jalanan mobil ke areh
parking area di atas pasar. Pikiran absurd lain pun datang. Dengan kembali
mengabaikan akhirnya kami naik sampai atas dan disuguhi dengan area parkir yang
luas dengan sebuah bangunan masjid di salah satu sisi.
Pikiran-pikiran
absurd tadi hilang seketika saya ingat deskripsi kang Dani tentang agenda baru
yang akan kita lakukan. “Rumbel Ciroyom adalah rumah belajar yang didalamnya
berisi anak-anak jalanan. Kalian jangan takut atau bingung sesampainya disana”
Akhirnya
kami masuk ke dalam masjid tersebut dan menemui anggota Vol-D yang lain yang
sudah terlebih dahulu datang. Asya pimpro hari itu menyambut kami dan kemudian
memberi arahan apa yang harus dilakukan. Saya kebagian menjadi Asisten Operator
(Asop) untuk teh Nanash.
Datanglah
saya menghampiri teh Nanash yang sedang memeriksa seorang anak, Surya namanya.
Melihat beberapa kondisi Surya saat itu saya yaang belum bisa apa-apa hanya
mendengarkan dan memperhatikan apa yang teh nanash lakukan. Belum lama saya
duduk di samping teh nanash sebagai asop, saat pasien yang lain setelah surya
datang, saya di instruksikan untuk menganamnesis. “Sok kamu tanya-tanya aja dulu”. Dalam hati saya “teh saya masih tahun satu belum bisa
apa-apa teh”. Dengan tetap diyakinkan untuk menganamnesis, jadilah itu
pengalaman pertama anamnesis diluar Skill’s lab. Beruntungnya, yang dianamnesis
anak-anak :3
Begitu
seterusnya sampai nomer antrian habis dengan beberapa kali saya juga mengukur
tekanan darah/tensi. Saya juga sempat menjadi asisten pencucian alat di
pemeriksaan gigi.
Yang
pada awalnya takut dan was-was, lama kelamaan hilang berganti menjadi terharu,
senang dan campur aduk lainnya. Dengan bersahabatnya teman-teman di rumbel
ciroyom berinteraksi dengan kami. Bercanda, bercerita dan bernyanyi bersama.
Pengalaman
ini yang saya sebut luar biasa di awal tadi. Saya bisa berinteraksi dengan
anak-anak jalanan yang mungkin hidupnya lebih keras. Yang sehari-harinya harus
bekerja untuk bisa menghidupi diri mereka sendiri. Mereka masih terbilang kecil
tapi kuat untuk hidup sekeras itu. Mereka mungkin pernah atau sering merasa
terbebani hingga memerlukan sekaleng lem untuk dihisap sehingga bisa
menghilangkan segala beban hidup itu. Jujur sebelumnya saya juga cenderung
memandang anak jalanan sebelah mata dengan segala judgement yang entah muncul
dari mana. Setelah ini saya sadar, itu pasti bukan pilihan mereka untuk
dilahirkan menjadi anak jalanan dengan segala hal yang mungkin kurang baik yang
mereka lakukan..
Hal
lain yang luar biasa dari mereka adalah mereka berkeinginan untuk hidup yang
lebih baik dengan segala keterbatasan yang ada. Mereka mau diajak belajar
bersama-sama di Rumbel. Mau untuk diajarkan hidup sehat, sholat, dll.
Terkadang
kita, atau mungkin saya, baru dengan satu hal kecil yang tidak sesuai keinginan
saja sudah mengeluh luar biasa. Dengan hal-hal sederhana yang tersedia, masih
menginkan hal yang lebih.
Dengan
pengalaman hari ini saya disadarkan. Bahwa sebenarnya selalu ada sesuatu yang
membuat kita bersyukur pada Allah. Bahkan di hal terburuk yang kita alami pun,
pasti ada makna yang ada di dalamnya.
Untuk
hari ini saya bersyukur untuk pengalaman ini dan banyak hal yang mungkin lupa
untuk disyukuri sebelumnya.
- Ari . This super boy slaps me in my face. Saat kita semua semangat minta dia nyanyi di dlm masjid, dia kekeuh gamau dan bilang. “Jangan di dalem atuh teh, ini musholla, di luar aja hayuk”. Subhanallah :” . Pas dianamnesis dia juga cerita banyak tentang jendral-jendral
- Nur Kecil. Baik lho Nur nunjukkin kamar mandi sampe dianterin pas ada yang nanya kamar mandi dimana. Nur yang pojok kanan.
- Caca. Yang pake topi kebalik. Do you believe that she’s a girl ? Iya caca cantik tapi ganteng. Agak penasaran kenapa dia gamau banget jadi perempuan, makanya berdandan persis laki-laki. Look at her smile, you see her real beauty, right ?
- Iqbal. Iqbal sopan dan lucu. Begitu dia masuk masjid semua orang dia salamin. Dan semua nama temennya diganti jadi Egi entah kenapa. Iqbal yang rambutnya gaul pake baju biru
- Yudi/emen/ si chococip. Sedih campur seneng liat yudi sebenernya. Diantara temen yang lain dia yang paling susah lepas dari lem nya. Tapi dia punya semangat yang besar juga, apalagi kalo disuruh nyanyi meskipun gapernah sampe selesai dan setengah sadar. He’s the one who stand up first if someone ask “siapa yang mau nyanyi sekarang"
- Ade. Ini lucu banget deh genit. Pas periksa gigi yang ditanya malah “obat jerawat apa ya teh ?”, “teteh pake eyeliner ga ?”, “aku mau pake behel deh”
- Iwan. Coba cari anak dengan senyum tertulus didunia. Awalnya takut mau periksa gigi eh setelahnya malah balik lagi.
- Galang (Elang). Galang polos pisan dan suka ngeledek. Curiousity nya tinggi, suka nanya-nanya pas kakinya diobatin. Nama aslinya bukan elang, nama itu dikasih karena dia suka main layangan. Anak ditengah-tengah dengan rambut pirang kaos merah pake topeng.
- Dini. Si cantik ini friendly. Baik banget juga. Pas deket saya, dia minta telapak terus sok-sok ngeramal. Anaknya jujur dan pas ditanya “umurnya berapa ?” “Nine! :D” Dini yang dipangku pegang lolipop.
- Nur Besar. Teteh paling gede yang pake baju kuning. Super baik sama semua orang. Pas mau pulang dia persembahin lagu. “Aku nyanyi, teteh-teteh semua dengerin ya”
- Awang : Yang gakalah cantik. Si baju kuning mirip Afika di sebelah kanan yang dipangku.
- Ama. Si kecil cantik kaya afika. Iri ngeliat yanti gendong Ama kemana-mana sampe ama tidur
Dan
masih banyak sebenernya anak-anaknya, tapi belum kenal sama beberapa. Malu
sebenernya melihat mereka yang masih bisa senyum lebar dan tulus terlepas dari
beratnya hidup yang mereka harus jalanin. Mereka masih bisa senyum mungkin
karena mereka bisa saja lebih mengerti tentang bersyukur daripada kita.
![]() |
Asya the pimpro with emen the chocochip |
“There is always
something to be grateful for”
By
the way, kalau dipikir pikir berarti ledekkan untuk orang jawa yang katanya
disaat kena musibah misalnya akerampokan akan bilang “Masih untung cuma
kerampokan, masih untung masih hidup, masih untung cuma tv yang diambil, masih
untung rumah tetangga engga, masih untung......” berarti ada nilai positif nya
juga ya ?