16 February 2016

Pintu Otomatis

Beberapa hari yang lalu saya pulang naik kereta eksekutif dari Bandung ke Jakarta. Di sepanjang perjalanan ada hal yang cukup menarik perhatian. Saat itu saya duduk di seat 2C yang mana posisinya adalah dekat dengan pintu antar gerbong dan di sebelah koridor kereta. Beberapa menit kereta berjalan, beberapa pramusaji sudah keluar masuk pintu antar gerbong dan berjalan sepanjang koridor untuk menawarkan makanan, minuman, dan kudapan yangdapat dibeli. Beberapa jam berlalu, Masinis dan petugas kereta api kembali memasuki pintu untuk melakukan pemeriksaan tiket penumpang. Sesekali para OTC (On Trip Cleaning) berjalan dari arah yang berlawanan, keluar dari pintu menuju gerbong sebelah. Para penumpang kereta api juga perlu melewati pintu tersebut untuk menuju ke toilet dan ke gerbong restoran di sebelah gerbong saya. Beberapa penumpang dapat melakukannya dengan mudah dan beberapa yang lain tidak. Loh kenapa ? Dari yang saya sebutkan diawal kok semua orang tidak mengalami kesulitan melakukannya ? Hal itulah yang saya katakan menarik. 

Di pintu tersebut terdapat tulisan :

BUKA TEKAN TOMBOL
TUTUP OTOMATIS

Beberapa centimeter di bawahnya diperjelas dengan sticker berlatar belakang berwarna merah dan tulisan berwarna kuning yang bertuliskan :

BUKA PINTU TEKAN TOMBOL
TUTUP SECARA OTOMATIS

Beberapa orang yang saya katakan kesulitan untuk melewati pintu tersebut dengan bersikeras entah dengan cara menarik pinggir pintu ke samping agar bergeser atau mendorong pintu ke sisi berlawanan berharap agar pintu dapat terbuka. Beberapa ada juga yang mengetuk ke kaca yang terdapat di pintu tersebut berharap ada orang di sisi gerbang berikutnya yang melihat atau mendengar kemudian membukakan pintu nya. Ada juga yang berhasil membuka kemudian kembali menekan tombol berkali-kali agar pintu nya tertutup. Ada juga yang sebelumnya kesulitan dan kemudian diberi tahu oleh petugas kereta api bahwa cara membukanya dengan tekan tombol, beberapa jam kemudian saat ia akan ke toilet kembali mengalami kesulitan dalam membuka nya. Hal ini saya katakan menarik karena terjadi sangat berkali-kali, mungkin bisa lebih dari 10 kali dalam 1 perjalanan Bandung-Jakarta tersebut. Bapak yang duduk di seberang saya di seat 2B pun seperti gemas melihat hal tersebut "hhhhhhh...." gumamnya setiap ada yang kesulitan dalam membuka pintu.

Mungkin penumpang-penumpang tersebut sangat kebelet pipis sampai tidak sempat membaca tulisan di kaca. Mungkin juga mereka tidak ngeh saat pramusaji, masinis, OTC keluar masuk pintu tersebut. Mungkin juga mereka sedang tertidur saat Mbak yang sebelumnya kesulitan dan mengetuk-ngetuk kaca pintu. Mungkin Mas nya lupa kalau sebelumnya petugas sudah memberi tahu cara membuka pintu tersebut. Mungkin juga sticker nya kurang besar dan eyecatching sampai tidak terbaca dan dibaca. Mungkin mereka terlalu fokus kepada bagaimana cara membuka pintu terebut sehingga tidak melihat ada tombol di sebelah pintu nya. Mungkin selama ini terbiasa naik kereta ekonomi atau bisnis atau eksekutif jenis lain ada juga sih yang cara membuka pintu nya perlu didorong sekuat tenaga karena berat. Atau mungkin juga Mbak dan Mas di seat 1 (Actually, dua dari 3 orang di baris seat 1 adalah bagian dari orang yang kesulitan buka pintu), bapak di seat 2 dan juga saya kurang informatif untuk memberi tahu setip akan ada yang melewati pintu tersebut.

Terlepas dari segala kemungkinan tersebut, ada beberapa hal yang bisa saya ambil dari si Pintu Otomatis tersebut. Saya berfikir bahwa kita (termasuk saya) manusia dalam keseharian kadang masih terlalu cuek untuk melihat apa yang ada di sekitar. Kadang merasa serba bisa untuk melakukan sesuatu tanpa membaca atau mempelajari petunjuk yang sebenarnya telah disediakan. Mungkin beberapa dengan alih-alih supaya lebih merasa tertantang. Disamping itu juga kadang kita terlalu fokus pada tujuan kita saja tanpa melihat sebenarnya apa yang kita hadapi. Bagus memang untuk fokus pada tujuan, tapi kalau tidak dengan persiapan atau mengerti betul tentang tujuan tersebut, how come ? Dan hal terakhir yang saya dapat, kadang kita (lagi-lagi termasuk saya) masih sulit untuk belajar dari kesalahan kita atau mengambil contoh dari orang lain. Mungkin masing-masing dari kita terlalu sibuk untuk memikirkan diri sendiri dan memikirkan yang akan terjadi depan tapi lupa untuk belajar dari kesalahan yang sebelumnya pernah dilakukan.


Penampakan si Pintu Otomatis
- Lingkaran Merah : Sticker Tulisan yang saya jelasin di atas
- Lingkaran Oranye : Sticker kuning dengan tulisan BUKA/OPEN terus ada balok panah ke tombol
- Lingkaran Ungu : Tombol untuk buka pintu
- Lingkaran Hijau : Seat 1 yang jaraknya lumayan deket dari pintu

Hmm antara cerita sama pelajaran yang bisa diambil nyambung ngga ya ? 
Gapapa deh Ancora Imparo :D

Adios!