....”Kau tahu Burlian ? Dialah yang mengalahkan raja-raja hebat dunia. Menggerus gunung menjadi rata. Membuat daratan menjadi lautan. Dialah sang waktu.”
Aku menatap Wak Yati tidak mengerti satu potong pun kalimatnya.
Wak Yati berbaik hati menjelaskan : “Schat, tidak peduli seberapa berkuasa seorang raja, seberapa luas kerajaannya, waktu tetap akan membunuhnya. Tentu saja tidak dalam artian harfiah dibunuh langsung. Lihatlah, Majapahit, Sriwijaya, Samudera Pasai, kau pasti pernah belajar soal kerajaan itu di sekolahan, bukan ?"
“Juga jutaan tahun umur dunia berlalu, banyak gunung-gunung tinggi yang berubah jadi rata, entah karena itu meletus atau sebab alamiah lain. Jutaan tahun terlewati, juga banyak daratn yang perlahan berubah jadi lautan dan sebaliknya lautan berubah kembal menjadi daratan. Sang waktulah yang menjadi saksi semua proses itu. Sang waktu yang tidak pernah tua, berhenti atau berubah. Nooit verloren..tidak pernah kalah dari apapun”
....
“Nah, sang waktu juga yang akan membuat kau mengerti, Burlian. Suatu saat kelak. Sepanjang kau senatiasa memeberikannya kesempatan untuk menjalankan perannya. Ah Bapak, Mamak kau benar. Kau memang berbeda dibanding anak-anak kampung lain. Je bent speciaal. Kau selalu saja banyak bertanya-tanya.” Wak Yati tertawa renyah menatap raut wajah nyengirku, mengusap lembut rambutku.
Burlian (Serial anak-anak mamak ) oleh Tere-Liye