9 December 2016

Hati-Hati di Jalan Ya

Dulu kalo belajar greetings, ada banyak ucapan yang pas kita ucapan di momen tertentu. Salah satu momen yang ada banyak pilihan greetings nya itu momen perpisahan. Bisa bilang "Nice to meet you!" "See you later!" atau sekedar "Bye!", kalo dibahasa indonesia sehari-hari dari kecil banyak yang di ajarinnya bilang "Dadaaah!" atau di imbuhi "Hati-hati di jalan yaaa!" setelahnya. Karena sifatnya semacam kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang, jadi kadang ya diucapkan nya begitu aja tanpa tersirat makna dari kata itu sendiri atau doa di dalamnya. Kaya pas bilang "See you later", do you really wish that you could see her/him again?, dan saat bilang "Hati-hati di jalan yaa!", kamu beneran khawatir dan berharap dia akan waspada dan baik baik saja sepanjang perjalanan ?

Ini sebenernya super random thought yang kepikiran segera setelah saya dan beberapa teman mengalami kejadian agak traumatis (dicegat dan diajak interaksi orang asing yang mungkin niat nya kurang baik, istilah sekarangnya apa itu, begal?). Jadi ceritanya kita turun dari mobil temen yang di tumpangi terus jalan kaki ke kosan yang jaraknya bisa dibilang sangat dekat dari tempat turun mobil itu. Seperti biasa, ending keluar mobil nya,
"Makasi yaaaa. Dadaaah"
"Iyaaa sama-sama, hati hati di jalan yaaa"
"Iyaaa"
dan setelah jalan kurang lebih sekitar 3 rumah, terjadilah si kejadian itu, dan alhamdulillah nya kita semua selamat.

Terus pas udahannya banget jadi mikir, selama ini saya kalo bilang "Hati-hati di jalan" ke orang cuma bilang aja apa beneran khawatir, berharap dia waspada dan menyisipkan doa berharap dia hati-hati di jalan apangga ya? Bisa aja salah satu penyebab akhirnya kita selamat karena orang yang tadi beneran 'mean it' pas bilang hati-hati di jalan ke kita. Kan, who knows ?

Mulai dari kejadian itu, setiap di perpisahan sama orang lain, saya bener-bener menyisipkan doa di "Hati-hati di jalan ya", berharap si orang itu dilindungi sepanjang perjalannnya dan sering ngerasa khawatir sampe si orang itu ngabarin kalo dia udah sampe di tujuannya.

Terus karena ini juga jadinya baru tau kalo islam ternyata punya pilihan kata yang best untuk diucapkan pas kita perpisahan sama orang lain. "Fii Amanillah" yang artinya "semoga engkau dalam lindungan Allah". Jadi pas kita perpisahan bukan cuma sekedar kata-kata yang formalitas buat diucapin tapi didalemnya juga ada doa dengan dasar keyakinan kalo Allah SWT selalu melindungi hamba-hamba Nya.

Buat yang belum terbiasa pake ucapan "Fii Amanillah", termasuk saya sendiri, ya mungkin pas ke orang nya bisa tetep bilang "Dadaah" atau "Hati-hati di jalan yaaa" tapi terus bisik bisik sendiri atau di dalem hati bilang "Fii Amanillah", kalo tulus ikhlas doain nya insyaAllah sampe mereun ya. Semoga nanti lama-lama bisa terbiasa.
Eh atau simply dengan salam "Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh" yang kita lebih terbiasa untuk ngucapin juga bisaaa, karena artinya "Semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahanNya terlimpah kepada kamu/kalian" :)

Bukankah


"Bukankah kita selalu bisa melihat hari yang indah meski di hari terburuk sekalipun ?"


Bagian terfavorit dari buku Pulang-Tere Liye

31 October 2016

First attempt

Tanggal 30 Oktober kemarin adalah acara puncak dari rangkaian acara Dies Natalis FK Unpad yang ke 59. Fun Run adalah salah satu acara yang dilaksanakan di hari itu.
Waktu pertama kali pendaftaran fun run dipublikasi di Grup Angkatan, entah salah baca entah waham tapi ingetnya ada kalimat "Fun Run dengan konsep Colour Run", terus dalam hati "ah kayanya engga ikut deh". Setelah tau beberapa temen deket daftar dan pas banget waktunya kosong (da emang pengangguran yol), di akhir masa pendaftaran jadi tertarik untuk ikut sekalian meramaikan acara Dies Fakultas dan mumpung gratis juga. Selain itu, semenjak suka lari saya jadi penasaraaan banget mau coba ikut event lari yang di jalan kaya 5K, 10K, atau Half-Marathon, siapa tau Fun Run ini bisa jadi batu loncatan.


Terus waktu ketemu hari-H nya kemarin dan menyelesaikan track nya rasanya gimana ? 

Lumayaan berasa sih otot-otot kaki nya kerja keras, sama otot pernafasan juga. Eh sebadan badan deng kan sistem organ berkaitan satu sama lain haha
Selama ini kalo lari sukanya di track lari yang ada di GOR karena merasa lebih steady dan engga ada gangguan kendaraan dsb. Setelah ikut running event yang di jalan kaya Fun Run kemarin ngerasanya way harder sih dan bikin mikir kayanya besok besok sesekali perlu pindah tempat lari ke jalan juga.

Lebih sulit dari segi apanya emang ?

Pertama dari anatomi track nya kalo di jalan raya berubah-ubah. Ada jalan yang datar yang alhamdulillah jadi berasa lari di track lari, ada tanjakan yang astaghfirullah bikin lari jadi lama dan engga mau liat depan, dan ada turunan yang alhamdulillah Allahu Akbar lari nya jadi lebih ringan. Dengan adanya naik turun itu, lari nya jadi engga konstan. Kedua, kalo lari di jalan yang bukan dikhususkan untuk event itu aja atau engga lagi car free day, pasti akan berhadapan dengan kendaraan yang lalu lalang, belum lagi angkot yang kalo kita lari di belakangnya mungkin sampai finish nya akan setahun karena sering berenti. Dan yang terakhir, yhaaa namanya lari di jalan jadi akan melewati banyak tempat seperti Tempat makan, Tempat Pembuangan Sampah, mungkin Pasar, atau tempat-tempat lain yang selain ramai dengan banyak orang kadang menimbulkan bau-bau an yang bikin lari nya jadi engga fokus (alasan). 
Kelebihan ikut running event adalah akan ketemu banyak orang yang diantaranya kadang ketemu yang usianya lebih tua/seumuran/lebih muda dari kita, tapi stamina lari nya super cool jadinya memotivasi untuk olahraga lebih sering, dan kelebihan lain adalah bonus dapet medali kalo sampai finish. 

Secara keseluruhan seruuu bangeet sih ikut running event, and i'm waiting for the next event. Semoga kedepan akan banyak event lari yang bisa Yoland ikuti baik dari segi tempat, waktu, biaya, dan jarak lari nya. Aamiiin :) Yang sekarang ini juga sebenernya engga first first banget, dulu pas SD pernah ikut porseni lari 5K dan motivasi sampai finish nya sesederhana kebelet pipis.






Yang masih penasaran di lakukan adalah, sebenernya mungkin atau bagus apangga yaa lari konstan tapi sambil ngobrol ? Karena kan lumayan kalo sambil ngobrol sama orang lain yang lari juga jadi bisa punya temen baruu dan fun nya juga mungkin bisa bertambah. Selama ini bisa atur nafas lari sendiri aja udah alhamdulillah. Hmmm 

27 October 2016

Hold firmly

This thing keep wandering around in my head and makes me sad since yesterday. 
"Please mention one thing that you'll keep hold on to till the end of your life, no matter what"
Dub dub dub ngg ngg, me the unprepared one kept thinking, dug into my brain what could i say to be the answer. Me, the-still-goin-on-to-find-my-true-identity ended up mentioned the non sense things, twice. My friend, the right one beside me then mentioned her answer with confidence.
"Iman and Taqwa"
Without listening to her next explanation why she mention that. Me, had monologue with my self keep saying "Oh my god that is so true" It feels so right yet so wrong in the heart. In one side, i kept asking myself why i couldn't find that word while i'm thinking minutes ago. On the other side, i felt like all the things that i actually wanna said had been represented by my friend's answer. Those two non sense answer of mine even included in "Iman and Taqwa". All the professional behavior that we've been taught in college also included if we really hold on tight to our Iman. 

You will respect people around you, doing good deeds, be helpful to others, be grateful for everything, be honest, saying nice things, responsible, reliable, ethical, and so on. All of them is what Allah and Rasulullah told us to do through Al-Qur'an and hadith.

Indeed, i really need to recharge and strengthen my Iman. I was busy thinking and doing duniawi things (which may be not that important) lately, not realizing that the ruhiyyah getting weaker as time goes by. 

Bismillahirrahmanirrahim

Source : instagram @lifeofmyheart

*sorry for the random tenses, poor vocab and all the lacks.

16 October 2016

10 Days Trip Lombok 2016 (Part 2)

Day 3 : 16 September 2016

Taraaa udah hari ke 3 di Lombok. Hari ini rencananya engga pergi jauh kemana-mana soalnya di Keluarga Besar Kerin lagi ada acara aqiqah gitu, aqiqah nya dek Hasyim. Sebenernya Kerin bilang gapapa kalo mau pergi berdua aja, tapi kita sebagai tamu untuk menghormati dan sekaligus melihat budaya di sana memutuskan untuk stay juga. Pagi-pagi banget kita nongki-nongki di rooftop nya Ka Is liat langit pagi ditemani teh hangat enak khas Ka Is dan cemilannya.

Muka muka

Introducing Nabil kecil dan Ka Is :)

Kita juga sempet pergi keluar sebentar naik motor sama Ka Is ke Pasar Mas Bagik dan pulangnya mampir ke Taman Kota Selong.

Balik lagi ke Aqiqah, rangkaian acara aqiqah disini masih asli dan khas. Jadi nanti urutannya ada part ibu-ibu, part bapak-bapak, Reke, dan memecahkan kendi (lupa istilah lombok nya apa). Untuk pemotongan kambing aqiqah nya udah di lakukan hari sebelumnya, untuk kemudian di masak dan dibagikan ke masyarakat sekitar.
  • Part Ibu-Ibu
Di bagian ini, di pagi hari ibu-ibu sekitar banyak dateng gitu kerumah yang di aqiqah dengan membawa semacam baskom dari bahan kaleng di atas kepala nya dan ditutup kain serbet. Setelah nanya Ka Is, sebagian besar mereka dateng ke rumah dengan membawa sembako (paling sering beras) untuk diberikan kepada keluarga yang aqiqah. Nanti pas pulangnya baskom itu kembali terisi oleh makanan masakan aqiqah yang diberikan oleh keluarga yang aqiqah. Kan kalo di jakarta atau mungkin kota lain, yaudah ya aqiqah orang dateng nanti pulangnya bawa berkat/besek/bancakan. Nah di lombok ini bedaaa
  • Part Bapak-Bapak
Kalo part bapak-bapak kayanya mirip sama acara aqiqah di kebanyakan tempat. Di awal nanti ada kumpul makan masakan aqiqah bersama. Terus nanti dilanjutkan oleh doa-doa dan anak yang di aqiqah di putarkan keliling untuk didoakan. Kalo disini di potong rambutnya cuma sedikit dulu, katanya dipotong habis nya nanti kalo ubun ubunnya udah menutup.
  • Reke
Naah ini nih rangkaian aqiqah yang gapernah saya liat di jakarta. Di reke ini nanti keluarga yang aqiqah (si orang tua) melemparkan uang logam ke sekumpulan orang yang isinya saudara dekat terutama anak kecil (tapi yang dewasa juga banyak). Nanti sekumpulan orang itu berebutan deh ambil uang logam nya. Di acara yang ini, ada doorprize nyaa. Coba apa tebak ? Ayam! hahaha iya ada seekor ayam yang diikat yang di lempar ke audience. 
Uang logam nya dilempar setelah audience nya teriak "Reke!!" byaaar kemudian uang dilempar dan semua berebutan. Setelah beberapa kloter berlangsung, uang logam pun habis. Ada yang inisiatif dan iseng mengganti yang dilempar jadi permen atau malah uang kertas. Saya sempat ikut reke ini dan berakhir hanya mendapatkan banyak permen, alhamdulillahberkah ramadhan
  • Pecah Kendi
Selain reke, ini juga unik acaranya. Jadi keluarga yang aqiqah menyiapkan kendi berjumlah cukup banyak (kayanya 10 lebih) yang didalamnya berisi air dan banyak uang logam. Kemudian kendi direndam di air (agar lebih lunak) dan diikat menggunakan tali. Nanti kendi tersebut diikat di kayu yang tinggi, dan ada satu orang yang matanya tertutup dan udah diputer terlebih dahulu, harus memecahkan kendi dengan menggunakan tongkat. Rame pisan sih ini nonton nya juga hahaha peserta nya kayanya random diantara saudara atau tetangga dekat. Aku dan Nabil sebagai tamu yang berniat cuma nonton, kena juga disuruh ikutan haha Kerin pun demikian. Dengan habisnya kendi yang disiapkan, maka berakhirlah rangkaian acara Aqiqah disini.


 

Setelah acara di rumah selesai, baru deh kita enak keluar rumah. Kerin juga sekalian ngajak mau ke toko outdoor untuk persiapan rinjani dan cari optik untuk benerin kacamata Nabilla. Sedikit tentang kacamata Nabilla, jadi pas malemnya secara tidak sengaja kedudukan (terduduki?) oleh Kerin yang lagi main ke kamar kita buat ngobrolin perjalanan, dan kemudian patah.
Akhirnya sore itu diputuskan untuk pergi ke Kota Mataram. Tujuan pertama nya adalah Toko Outdoor. Niat awalnya adalah menemani Kerin yang mau beli buff dan kaos untuk Kak Ghazi. Karena tergoda, jadilah Yolanda dan Nabilla juga belanja haha gapapa kan persiapannya harus baik menuju Rinjani (alibi). Mumpung sudah di Mataram, kita pulangnya mampir ke Restoran Ayam Taliwang yang katanya terkenal enak di Jalan Ade Irma Suryani, namanya Lesehan Taliwang Irama. Mungkin saking banyak peminat dan terkenal ke khas an nya, restoran ini ada 3 di area yang berdekatan. Kata mamanya Kerin yang paling enak yang Irama I, dan kita menurut. Saya dan Nabil pesan Ayam Taliwang Pedas dan Plecing yang ngga kalah terkenal disini untuk dibungkus di bawa pulang karena melihat waktu sudah Maghrib.


Sebelum sampai ke rumah, kita berenti di optik dulu di daerah Mas Bagik untuk urusan kaca mata. Sebenernya Nabilla bisa bisa aja tanpa kacamata, tapi mengingan kita mau ke Rinjani bisi engga keliatan jalan, jadi langsung gercep aja di benerin. Habis itu pulang deh ke rumah.
Sesampainya di rumah kita langsung disuruh makan malem bersama. Tetep disuruh makan meskipun udah bilang kalo kita beli taliwang, memang daebak masalah makan di sini. Kata Kerin, awal dia ke Lombok, sehari bisa ditawarin makan sampe 6 kali sehari hahaha. Alhasil kita tetep makan dengan porsi yang sedikit karena nanti masih harus menghabiskan taliwang dan plecing yang udah di beli. Setelah sampai kamar, sebelum ngantuk menyerang, kita melanjutkan makan taliwang dan plecing dengan sisa tenaga dan space di perut yang ada. Enaaaak ayam taliwang ku suka karena pedassss. Setelahnya cuci tangan, cuci-cuci, beberes, dan tidur dengan harapan berat badan tidak naik signifikan, Aamiin

Makanan penutup


15 October 2016

10 Days Trip Lombok 2016 (Part 1)

Jadi, di jalan pulang otw dari Malingping --> Rangkas, tetiba Nabil nge-Line randomly ngajak Saya dan Asya ke Lombok nginep di rumah keluarga Kerin. Dengan rasa sangat ingin tapi masih belum pulang akhirnya kita jawab "Mauuuu", dan akhirnya dibikin lah multiple chat Nabil, Saya, Asya, Kerin. Status jadi pergi atau engga masih gantung selama beberapa hari karena banyak pertimbangan (saya pribadi terutama berhubungan sama PON XIX Jabar dan Pengumuman UKMPPD). Beberapa hari setelahnya (lupa tanggal berapa) akhirnya Saya memutuskan untuk mengiyakan ajakan Nabil dan kita langsung cari-cari tiket PP Jakarta-Lombok. Pergi tanggal 14 September 2016 dan Pulang tanggal 24 September 2016.

Ohiya agenda utama yang di bilang kerin di awal adalah : Rinjani. Yaak bismillah mari kita siap siap!

Day 1 : 14 September 2016

Hari ini berangkat! Yeaaay! Meskipun paginya tidak berjalan terlalu lancar karena masalah teknis perpindahan gadget sama Lala, tapi alhamdulillah sampe di Bandara nya engga telat. Begitu sampe, pas banget ketemu Nabil yang baru check in setelah menunggu sekian jam karena udah sampe di sana dari jam 03.00 (fyi Nabil travel dari Bandung dr jam 00.00, best). Setelah check in kita santai santai gitu di atas, main Hp, charge Hp, telfon orang, main Line, sampai saya mendengar panggilan yang menyebutkan nomer penerbangan kita tujuan Lombok, 'wah saatnya boarding' pikir saya. Kita jalan santai bersama banyak rombongan orang ke pintu boarding, pas nunjukkin tiket, mba nya bilang "Lombok ya ? Lapor dulu ke petugas yang ditengah". Lah kenapa nih kita bingung. Ternyata oh ternyata, kayanya kita ada fase skip ga denger panggilan sebelum-sebelumnya, dan sekarang kita adalah 4 orang terakhir yang sudah ditunggu tunggu dari tadi oleh petugas untuk boarding. 
Pas nunggu boarding, kita juga bahas bahas kesalahan ketik jam berangkat dan tiba di tiket, saat di pesawat kita baru sadar bahwa yang salah bukan pengetikkan tapi emang Jakarta dan Lombok udah beda wilayah waktu hahaha mungkin Yolanda dan Nabilla kurang tidur jadinya banyak skip. 
Setelah mengudara selama 2 jam akhirnya kita sampaaai di Bandara Lombok Praya. Sesampainya disana kita langsung disambut hangat (terik sih) oleh sinar matahari Lombok. Ternyata Kerin dan beberapa keluarganya (Suami, Adik, Kakak Ipar) udah lebih dulu sampai di Bandara untuk jemput kita hehe terimakasih banyak ker <3 Kita sholat dulu di masjid bandara, habis itu caw ke tujuan pergi yang pertama, Desa Sade.

Desa Sade


Desa ini terletak di Lombok Tengah, tidak terlalu jauh (20-30 menit) dari Bandara Lombok Praya. Desa Sade adalah desa yang oleh dinas pariwisata lombok dijadikan Desa Pariwisata. Kita akan disuguhi oleh suasana kampung asli Suku Sasak, Lombok. Rumah-rumahnya masih tradisional mulai dari atap ijuk/alang-alang, dinding anyaman bambu dan lantainya dari tanah. Berbagai jenis cenderamata dan beragam kain ditawarkan hampir di setiap rumah di Desa ini.

Bentuk rumah-rumah di Desa Sade

Itu yang tinggi namanya lumbung untuk simpan padi
Di sini sebenernya banyak banget kain bagusss dan kabita mau beli tapi hasrat beli oleh-oleh nya belum muncul karena masih hari pertama dan mikirnya akan bisa ada waktu buat cari oleh oleh lagi, jadilah engga beli apa apa disini (menyesal kemudian). Kita cuma jalan muter dan sempet berenti di suatu saung untuk liat-liat dan diajarin cara bikin tenun khas Lombok. Setelah puas keliling desa dan foto-foto, kita beranjak lagi ke tujuan berikutnya.




Pantai Kuta Lombok

Untuk sampai ke Pantai Kuta memakan waktu kurang lebih 15 menit dari Desa Sade. Pantai nya bagusss gitu kaya paket lengkap ada bukitnya, ada pantai pasir nya, ada pantai batu (karang) nya, ada view laut nya, lovely <3. Di pinggir pantai banyak saung-saung yang bisa kita tempati untuk istirahat, makan, atau sekedar chillin' menikmati angin dan view pantai.


Ohiya disini banyak banget yang jualan oleh-oleh khas Lombok kaya kaos, gelang, dan kain tenun. Harga yang ditawarkannya lebih miring daripada yang dijual di Desa Sade, tapi katanya kualitasnya lebih turun sedikitt juga. Nah, tips dari yang terpercaya katanya kalo mau beli dari penjual di sini, harus siap-siap akan diserbu sama penjual lain di sekitarnya, jadi nanti kamu akan dikerubungi oleh banyak penjual yang semuanya minta dibeli dagangannya.




Setelah dari Pantai Kuta, kita sebenernya awalnya ngerencanain mau ke Pantai Mawun yang lokasi nya lumayan deket dari Kuta. Tapi setelah nanya sama ibu penjual katanya view nya sebenernya mirip sama Kuta, dan jalannya engga begitu bagus menuju kesana, ditambah dengan waktu yang agak mepet, jadinya kita langsung pulang.

Selama di Lombok ini, Saya dan Nabilla tinggal di Mas Bagik, Lombok Timur di rumah Kak Is dan Kak Najeh, kakak ipar nya Kerin. Rumah keluarga besar Kak Ghazi (suami nya kerin) cukup berdekatan satu sama  lain gitu bentuknya jadinya kekeluargaannya masih kieu pisan. Super Best pokoknyaaa akomodasi jalan-jalan kali ini.

Day 2 : 15 September 2016

Labuhan Haji

Pagi ini bada subuh niatnya mau langsung pergi liat sunrise di Labuhan Haji. Apa daya mata tak sampai, jadinya kita kesiangan telat beberapa menit berangkat dari rumahnya tapi alhamdulillah masih dapet liat sunrise nya :)
Kenapa namanya Labuhan Haji ? Karena katanya dulu zaman Belanda dan Jepang, masyarakat Lombok yang muslim berangkat pergi haji ke Mekkah nya lewat pelabuhan ini. Selain itu, dulu katanya disini juga jadi pintu masuk para pedagang Cina. Untuk liat sunrise, kita bisa liat dari Pantai Labuhan Haji nya atau dari Dermaga Labuhan Haji.

Alhamdulillah masih kebagian sunrise

Ini kalo liat ke sisi kanan ada masih panjang deretan pantai di Labuhan Haji

Ini kalo liat ke kiri ada siluet nya Rinjani yang Subhanallah bagus yet intimidative



Pantai Pink

Pulang dari liat sunrise kita pulang ke rumah dulu karena belum mandi dan sarapan dan bla bla bla. Habis itu kita baru deh pergi lagi menuju Pantai Pink yang lokasi nya juga masih di Lombok Timur. Jalan menuju kesananya lumayan sih naik turun nya kerasa. Di sepanjang jalan view nya baguss ada banyak ladang sawah dan kebun. Pas udah mau deket ke Pantai Pink nya, banyak pepohonan gitu kumpulan ranting-ranting kusuka.

View jalan menuju ke Pantai Pink pas udah mau deket
Kata kerin yang udah pernah kesini sebelumnya, kalo musim hujan it's all green


Begitu sampai di Pantai Pink kita disuguhi sama view yang subhanallah dan lagi sepi bangettt kaya engga ada orang, cuma ada kita dan rombongan satu lagi, udah.Sebelum keliling menikmati pantai, kita makan dulu menikmati Nasi Kaput yang kita beli di Mas Bagik untuk bekal. Habis itu baru deeeeh main main


Kalo engga inget waktu, i'll be there on the swing all day long contemplating about life haha

Happy T(h)ree Friends nyanyanyaw

Bagus ya warna hijaunya:3, itu rumput laut
Pantai Pink ini nama aslinya Pantai Tangsi. Kenapa dipanggil pantai pink? Karena kalo sore menuju petang, pasir pantainya jadi warna pink karena pantulan cahaya matahari otw sunset. Sebenernya kalo diambil pake tangan, di serpihan pasirnya emang ada yang warna pink gitu, dan kalo dilihat dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya, pas kena air emang pantainya jadi warna pink gitu.
Kita disini juga bisa sewa perahu untuk pergi ke Gili di sekitarnya. Waktu itu kita sewa perahu dengan harga Rp 250.000/perahu untuk pergi ke 3 Gili/Pulau di sekitarnya. 3 Pulau yang di kunjungi ada Gili Petelu, Pantai Pink 2, sama satu lagi lupa namanya apa maafkan.

Perahu apa kapal sih kalo kaya gini bilangnya ?
Ini di pemberhentian kedua, yang pertama kita engga turun
Masih pemberhentian kedua, Gili Petelu

Ini pemberhentian ketiga, biasa disebut Pantai Pink 2. See, nobody but us

Private island
Stand Alone
Setelah keliling naik perahu, kita balik lagi ke Pantai Pink. Sebelum pulang kita sempetin naik ke bukit yang ada disana dulu untuk liat pemandangan sekitar dari ketinggian. Waktu di Pantai Pink 2, Nabil baru menemukan fitur slow motion di kamera Hp nya, jadi selama di atas bukit ini karena anginnya lumayan dan baju kerin rumbai rumbai, kita jadi sibuk rekam rekam pake fitur Slo-mo ini.

Pemandangan dari atas bukit
Di atas bukitnya
Karena udah sore dan perjalanannya lumayan, jadi kita sempetin sholat dulu di jalan. Di area deket Pantai Pink ada satu Santren gitu kecil dan bangunannya semi tradisional. Tempat wudhu nya pun semacam kendi yang kalo mau wudhu ada sumbat yang dilepas dulu. (fyi santren itu sebutan untuk tempat ibadah yang lebih kecil daripada musholla)


Habis itu pulang deh back to Masbagik :)
Hari besok-besoknya di lanjutkan ke part berikutnya yaaa, insyaAllah

*Dokumentasi yang dimasukkin disini adalah gabungan dari Kamera Kerin, Hp Kerin, Hp Nabil, dan Hp Yolanda. Maklum-maklum kalo tone warna nya suka beda padahal sama tempat. Kalo fotonya kualitasnya bagus berarti itu dari kamera Kerin haha KhairinaTech


Sum Up Libur Lebaran 1437H

Ini harusnya di post segera setelah lebaran dan mau di kasih tulisan, tapi all hail procrastinaton, nulisnya engga jadi-jadi. Gapapa ya di post aja :)

Suasana Sholat Idul Fitri di Lapangan SDN UKS 13 Pagi

Fyi, pohon palem sama pohon yg ada bunga pink nya itu udah ada dari saya SD

Bukannya takbiran


Keluarga Tidak Matching 2016
*Lala itu paling tinggi e.c pake wedges

Keluarga Tidak Matching edisi Lala gamau dipinggir

Blur e.c susp gerak e.c ada tamu dateng

Cucu dan Cicit Keluarga Hj.Syachroni